"hadir untuk melayani ummat"

Download

Selasa, 21 Mei 2013

On 04.44 by Unknown in    No comments


Didirikan Atas Wangsit Gus Dur

Pondok Pesantren  Karangsawo ini berada di Jl Gunung Jati,  Kampung Sekeret Dusun Desa Paciran Kec Paciran Kab Lamongan. Hanya saja untuk menuju pondok pesantren tersebut, setelah dari jalan raya harus jalan kaki atau naik sepeda motor. Karena lokasinya berada di tegah tegalan yang cukup indah pemandangannya. Berikut ini laporan Posmo.

Keberadaan Pondok Pesantren Karangsawo ini didirikan oleh Ust. Minhajul Abidin tahun 2011 sepulang dari menuntut ilmu syariat dan ilmu batin di Pondok Pesatren Tebuireng Jombang dibawah asuhan Gus Yusuf, Ponpes Nurul Jadid  Paiton Probolinggo, Pondok Pesantren Pasuruan dibawah asuhan KH Abu Amar,  berguru kepada KH A. Tarmuji Ponorogo, Kiai Musthofa Bandungan  Semarang.
Dibalik pendirian pondok pesantren  atas dasar melaksanakan dari wangsit Gus Dur yang waktu itu masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dan  Abah Ki Darsono yang merupakan masih keturunan Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Tujuan didirikan Pondok Pesantren Karangsawo ini adalah meningkatkan akhlakul karimah, merangkul  kaum duafa dan bermanfaat bagi sekelilingnya dan melayani umat. Mengingat saat ini masyarakat dan kaum mudanya membutuhkan pelayanan hal semacam ini.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Pondok Pesantren Karangsawo menggunakan  sistem pangajaran dalam bentuk  zikir, istighosah dan ceramah tentram hati.  Dengan tujuan agar santri-santri hatinya menjadi tentram. Tidak merasa gelisah dalam menghadapi kehidupan dunia yang penuh dengan nikmat dari Allah.
Adapun para santri  merupakan santri yang tidak menetap terlalu lama di Pondok Pesantren Karangsawo, dengan istilah santri kalong. Dimana mereka menetap dalam kurun yang tidak terlalu  lama dan kemudian pindah ke pondok pesantren lainnya atau pulang kekampung halamannya untuk mengamalkan ilmu agama yang selama ini didapatkan di sejumlah pondok pesantren yang pernah disinggahi.  .
Para santri menetap di Pondok Pesantren Karangsawo  ini terlihat sangat senang sekali. Karena lingkungan pesantren cukup asri dan jauh dari kebisingan. Areal pondok pesantren cukup luas. Bangunannya terbuat dari kayu yang menyatu dengan alam sekitar. Seluruh para santri dapat melakukan ibadah dengan tenang dan khusuk. Karena lokasinya berada di tengah-tengah lading dan kebun.
Mereka setiap saat dapat melajar kepada Ust. Minhajul Abidin dalam bentuk halaqoh dan tidak secara klasikal. Karena pondok pesantren tersebut, masih murni menggunakan sistem pengajaran salafiyah. Masih belum ada pengajaran sistem modern. Sebab awal dari pendirian Pondok Pesantren Karangsawo memang sengaja dibikin dengan konsep  salafiah murni.

Ilmu Asmaul Haq
Awal mula santrinya bisa dihitung dengan jari. Namun seiring dengan waktu jumlahnya cukup banyak. Mereka kebanyakan santri-santri yang berusia pemuda dan dewasa dari berbagai daerah Indonesia. Ada yang berasal dari Kalimantan, Semarang, Surabaya, Lamongan dan sebagainya. Para santri tersebut datang dengan sendirinya atas kemauan sendiri.
Tiap hari para santri melakukan shalat berjamaah dan membaca surat al Fatihah sebanyak 100 kali, rotibul hadad, surat ikhlas, lahaulawalakuwata illa billah hilaliyyil adim, lakodjaakum lailahaillallah sebanyak 100 kali. Kemudian dilanjut dengan membaca  subhanallah 100 kali, istigfar 3000 kali, shalawat 5000 kali, Ya Allah dan Ya Kabir selama 2 jam.
Bagi santri-santri yang telah senior diberikan ilmu asmaul hak. Karena ilmu ini merupakan ilmu yang dimiliki Ust. Minhajul Abidin yang setiap saat diijazahkan kepada santri-santrinya. Kemudian pada bulan-bulan tertentu diadakan gemblengan dengan mendatangkan Kiai Tarmuji  dari Bungan Ilmu Ponorogo.
Kini Pondok Pesantren Karangsawo semakin berkembang. Siap menerima kedatangan santri-santri kalong yang berasal dari berbagai daerah. Soal biasa ditanggung  pondok pesantren. Tidak dikenai biaya. Asalkan benar-benar mengaji sungguhan. Sehingga nantinya setelah keluar dari pondok pesantren dapat mengamalkan ilmunya pada masyarakat luas dimanapun berada.  (Husnu Mufid)