"hadir untuk melayani ummat"

Download

Sabtu, 21 Desember 2013

On 20.16 by Unknown in , , ,    No comments


JAKARTA; Setelah menempuh perjalanan selama dua belas jam (19/12) dari Lamongan naik kereta api ke Jakarta akhirnya rombongan jamaah PP. Karangsawo Paciran Lamongan Jawa Timur tiba di kantor Menko Perekenomian RI, Ir. M. Hatta Rajasa di Jalan Lapangan Banteng Jakarta. Setelah mengikuti aturan protokoler menteri, rombongan yang terdiri dari Kyai Minhajul Abidin dan lima santri linuwih PP. Karangsawo Paciran itu kemudian diterima langsung oleh Hatta Rajasa. Sekitar lima belas menit kemudian Hatta Rajasa harus bergegas ke Istana Negara menyambut kedatangan PM Malaysia. Sebelum bergegas ke Istana, Hatta Rajasa meminta agar rombongan PP. Karangsawo tetap berada di kantornya, namun hal itu tidak membuat senang staf protokoler menteri. Setelah dijelaskan bahwa itu permintaan Hatta Rajasa sendiri akhirnya staf tersebut mau mengerti. Akhirnya jamaah PP. Karangsawo melakukan ritual pembersihan aura negatif di kantor tersebut.
Pada sore harinya rombongan kembali diundang oleh Hatta Rajasa untuk hadir di rumah dinas beliau di komplek  Widya Chandra Jakarta. Rombongan bergabung dengan jamaah dari Pamijahan Jawa Barat menggelar doa bersama di sana. Mereka berdoa agar Hatta Rajasa dapat menjadi pemimpin yang amanah dan istiqomah. Terjadi perbincangan yang menarik saat silaturrahim di rumah dinas Hatta Rajasa, “Pak Yai, sebaiknya kita memilih kemuliaan atau dimulyakan?” pertanyaan Hatta kepada Kyai Minhajul Abidin, Pengasuh PP. Karangsawo Paciran. “Lebih baik memilih kemuliaan daripada dimulyakan, karena biasanya kalau kita dimuliakan orang lain itu adalah semu,” jawab Kyai Abidin dengan lugas. Hatta Rajasa dan para tamu lainnya dibuat termangu meresapi jawaban yang inspiratif tersebut.
Pada malam harinya, rombongan bergeser ke daerah Penjaringan, Jakarta Utara untuk berzirarah ke makam Habib Keramat Luar Batang (Al-Habib  Husein bin Abu Bakar Alaydrus). Kesempatan itu tak disia-siakan oleh jamaah PP. Karangsawo untuk kembali bermunajat kepada Allah SWT. Sebab mereka tetap harus melakukan ritual munajat 40 malam dalam rangka menyongsong tahun baru 2014. Jadi, selama perjalanan pulang-pergi Lamongan-Jakarta mereka tetap melakukan istighotsah di atas kereta api.(*)