"hadir untuk melayani ummat"

Download

Senin, 03 November 2014

On 05.32 by Unknown in    No comments



LAMONGAN; Pondok Pesantren Karangsawo Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur selama empat hari (30 Oktober – 2 Nopember 2014) menggelar peringatan haul keempat Ki Darsono, tokoh penyebar agama Islam di wilayah Paciran. Pada hari pertama dilaksanakan khotmil qur’an bil ghoib yang melibatkan puluhan hafidz dan hafidhah, sore setelah khataman diadakan ziarah ke maqbarah Ki Darsono.  Hari kedua dilaksanakan ijazah kubro keilmuan asmaul haq oleh KH. Ahmad Tarmuji dari Ponorogo, hari kedua dilaksanakan manaqib kubro jawahirul ma’aniy, dan sebagai puncak acara pada hari keempat digelar pengajian agama bersama KH. Muwaffiq dari Yogjakarta. Dalam ceramahnya kyai nyentrik dengan rambut panjangnya itu menyampaikan riwayat Ki Darsono alias Panembahan Tubagus Anom alias Kyai Pucangsari yang berdakwah di kawasan pesisir utara Paciran. Beliau adalah pengikut Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) dari kesultanan Pajang. Untuk menghindari konflik perebutan kekuasaan di Kesultanan Pajang, maka Sultan Hadiwijaya melakukan pengembaraan bersama para pengikutnya. Kafilah Sultan Hadiwijaya melakukan safari dengan rakit bambu menyusuri Bengawan Solo dari Pajang (Salatiga) menuju ke arah timur (Madura). Dalam perjalanannya, kafilah itu mengalami berbagai halangan yaitu dicegat siluman buaya. Namun berkat kesaktian Sultan Hadiwijaya, siluman buaya tersebut dapat ditaklukkan. Tibalah kafilah di Laren, untuk beberapa saat kafilah menetap di sana. Suatu hari, Sultan Hadiwijaya dilapori warga bahwa di daerah pesisir utara Paciran terdapat tiga murid Sunan Drajat yang berdakwah di Paciran namun malah ditolak oleh warga setempat. Bahkan mereka dikejar-kejar warga, salah satu dari tiga murid tersebut akhirnya dibunuh di hutan. Akhirnya, Sultan Hadiwijaya mengutus pengikut setianya yang bernama Panembahan Tubagus Anom. Sebelum berangkat ke Paciran, Panembahan Tubagus Anom membawa bibit jambu dersono yang konon berkhasiat dapat meredam aura panas di sebuah daerah. Lebih lanjut, Gus Muwaffiq yang juga Suriyah PWNU Yogjakarta ini berkisah, sebelum berdakwah, Panembahan Tubagus Anom membagikan bibit jambu dersono tersebut kepada warga Paciran. Dan akhirnya, warga memberi julukan kepada Panembahan Tubagus Anom dengan julukan Ki Dersono / Ki Darsono (tokoh pembawa jambu dersono). Lambat laun dengan kelembutan hati Ki Darsono akhirnya warga Paciran yang terkenal keras hati dapat memeluk agama Islam. Sehingga kini Paciran menjadi pusat penyebaran Islam di Lamongan. Untuk mengenang jasa-jasa Ki Darsono maka tidak ada salahnya jika kini digelar peringatan haul beliau. Tak lupa Gus Muwaffiq juga menyentil perilaku radikal jihadis ISIS asal Solokuro. Menurutnya, hal itu tidak mencerminkan Islam rahmatan lil alamin. Ustadz Minhajul Abidin, Pengasuh Pondok Pesantren Karangsawo Paciran bersyukur atas suksesnya acara haul. “Alhamdulillah, animo masyarakat dalam mensukseskan acara haul keempat Ki Darsono ini sangat luar biasa.”. Bahkan seribu undangan yang disebar panitia masih kurang, terbukti saat pengajian agama, dua ribu warga antusias mengahidiri acara tersebut dan tidak beranjak sampai acara selesai. Hadir dalam acara tersebut Suriyah PCNU Lamongan, KH. A. Suhamdi Rowi, Kapolsek Paciran, AKP. H. Ilham, SH. Mustasyar MWC NU Paciran, KH. Abdul Wahab Ismail, dan beberapa Pengurus MWC NU Paciran lainnya.(*)